Selasa, 18 Oktober 2016

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KULIT

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah dijadikan sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi. Pada umumnya kulit dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet, ikat pinggang serta masih ada beberapa produk-produk lain yang memanfaatkan kulit sebagai bahan bakunya, seperti kerupuk kulit dan gelatin untuk bahan pangan. Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit mentah dan kulit samak, kulit mentah adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh hewan sampai kulit yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak.
Kambing dan sapi merupakan salah satu jenis ternak di Indonesia, yang mempunyai peran penting bagi manusia. Kambing dan sapi dapat dimanfaatkan oleh manusia melalui konsumsi daging yang mempunyai protein tinggi dan kulitnya dapat dijadikan bahan baku dalam industri kulit. Daging kambing dan sapi umumnya digunakan untuk berbagai acara dan pemanfaatan kulit ini masih sangat kurang khususnya di daerah sulawesi selatan.
Pengolahan kulit bertujuan mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas mikroorganisme, khemis atau phisis, menjadi kulit tersamak yang lebih tahan terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Salah satu teknik pengolahan kulit yaitung dengan proses penyamakan, dimana penyamakan kulit adalah memasukkan bahan tertentu yang disebut bahan penyamak ke dalam anyaman atau jaringan serat kulit sehingga terjadi ikatan kimia antara bahan penyamak dengan serat kulit.
Tujuan
Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui teknologi pengolahan kulit serta produk hasil dari pengolahan kulit
PEMBAHASAN
  1. Gambaran Umum Kulit
Kulit adalah lapisan luar tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka luar, tempat bulu binatang itu tumbuh. Dalam Ensiklopedia Indonesia, dijelaskan bahwa kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh binatang dari pengaruh-pengaruh luar misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar suhu. Pada saat hidup, kulit memiliki fungsi antara lainsebagai indra perasa, tempat pengeluaran hasil pembakaran, sebagaii pelindung dari kerusakan bakteri kulit, sebagai buffer terhadap pukulan, sebagai penyaring sinar matahari, serta sebagai alat pengatur peralatan tubuh hewan.

Kulit segar yang baru dilepaskan dari tubuh binatang memiliki beberapa unsur berikut :
Collagen : 30%-32%
Lemak : 2%-5%
Epidermis : 0,2%-2%
Mineral : 0,1%-0,3%
Air : 60%-65%

Dari keseluruhan produk sampingan hasil pemotongan ternak, maka kulit merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis paling tinggi. Berat kulit pada sapi, kambing dan kerbau memiliki kisaran 7-10% dari berat tubuhnya. Secara ekonomis kulit memiliki harga berkisar 10-15% dari harga ternak.



Sifat – sifat yang dimiliki oleh kulit :
  • Resisten Terhadap Panas : kulit memeberikan insulin panas karena sejumlah besar udara yang terperangkap pada kuli merupakan konduktor panas yang buruk sehingga membuat kulit tahan terhadap panas.
  • Daya Tarik Yang Tinggi : memiliki daya tarik yang tinggi tergantung dari jenis kulit dan proses penyamakannya.
  • Tahan Terhadap Abrasi : kulit tahan terhadap abrasi pada kondisi panas dan dingin
  • Elastis dan Plastisitas : kulit memiliki sifat elastis atau plastik yaitu dapat di buat menjadi kaku ataupun fleksibel
  • Tahan Terhadap Air : penetrasi air tergantung dari jenis kulit dan jenis penyamakan yang digunakan
  • Tahan Terhap Api : kulit bersifat resistensi enhern terhadap api
  • Tahan terhadap asam ringan dal alkali : asam kuat dapat merusak dan melemahkan kulit tetepi dapat menhan asam ringan dan alkali.




  1. Proses Pengolahan Kulit







Pra Penyamakan
  • Penggudang lebih di artikan sebagai proses perendaman kulit yang direndam dengan garam dan disimpan dalam suhu dingin
  • Pra Penyamakan
  • Perendaman : kulit di rendam di dalam air untuk menghilangkan darah, kotoran, garam dan lain-lain
Proses perendaman kulit

  • Pengapuran : kulit di rendam kapur dan natrium sulfida, perendaman dan pengapuran berlangsing selama 24-36 jam, pengapuran ini dilakukan untuk menghilangkan bulu-bulu dan kuku. Hal ini juga bertujan untuk menghilangkan protein larut seperti mucin, minyak alami, dan lemak sampai pembengkakan pada kolagen berlangsung.
  • Setelah Perendaman: proses ini berlangsung untuk menghilangakan sisa-sisa bulu, daging dan lemak menggunakan pisau rol
  • Setelah Pengapuran : amonium clorida di gunakan untuk menghilangkan alkali setelah pengapuran.
  • Bating: untuk membuat kulit luntur dan menghilangkan protein yang tidak di inginkan pada kulit. Enzim protease yang di gunakan pada proses ini misalnya, Palkobat dan Palkocid
  • Pengawetan : langkah terakhir dalam persiapan kulit praremaja. Penambahan asam sulfat untuk mencegah peningkatan asam. Garam di berikan ke kulit untuk mempertahankan pH atau keseimbangan kimia agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang.
Penyamakan
  • Penyamakan Crom Dalam penyamakan krom, digunakan krom sulfat basa. Kulit yang disamak dengan bahan penyamak ini memberi sifat lemas, kuat dan lentur. Tidak menghilangkan bentuk dan dapat menggunakan banyak warna.
  • Penyamakan nabati, Dalam penyamakan nabati digunakan bahan penyamak nabati yang berasal dari alam. Bahan penyamak nabati merupakan bahan penyamak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung bahan penyamak. Namun memiliki kekurangan dari hasil penyamakan nabati
  • Kulit tidak stabil dalam air, hal ini cenderung untuk menghitankam
  • Mudah mengalami penyusutan bila terlalu lama direndam
  • Sulit mendapatkan kelembutan, fleksibel terutama pada media yang ketebalannya tinggi
  • Agen pewarna penyamak nabati memiliki warna intristik tersendirih
  • Penyamakan Aldehid, dalam penyamakan aldehid menggunakan senyawa glutareldehyde atau oksazolidin. Penyamakan ini juga dikenal sebagai penyamakan putih pucat, karena kulit bewarn putih pucat. Keuntungan dari penyamakan aldehid yaitu  permukaan yang halus dan penyerapan air yang baik. Serta kekurangan dari penyamakan aldehid yaitu penggunaan bahan formalin pada proses penyamakan dapat memberi pengaruh berbahaya pada proses pekerjaanya.
  • Penyamakan sintetik, Pada dasarnya penyamakan sintesis tidak jauh beda dengan penyamakan nabati, hanya saja menggunakan bahan sintesis yaitu organic polyacid yang memiliki kemampuan menyamak kulit.

Pasca Penyamakan
Proses yang ada pada pasca penyamakan adalah sebagai berikut:
  • Pressing (samming) untuk menghilangkan kelembaban kulit segar.
  • Pencukuran,
  • Pewarnaan dan pelembutan kulit yang sudah disamak menggunakan minyak-minyak emulsi (fatliquoring), didahului dengan sekali-sekali penyamakan sekunder menggunakan tanin sintesis (syntans) dan ekstrak penyamakan.
  • Pengeringan dan pencukuran akhir,
  • Pelapisan permukaan dan buffing (finishing)
Proses pengeringan kulit
  1. Limbah Penyamakan Kulit
Proses penyamakan banyak menggunakan air sebagai pelarut maupun sebagai pembersih. Air bekas proses penyamakan akan terbuang sebagai Iimbah cair. Kandungan pulutan dalam Iimbah cair tersebut antara lain bahan kimia pembantu proses, lemak, protein dan bahan organik lainnya dari kulit dan daging, dan padatan (kotoran dari lokasi kerja, bulu, serpihan kulit dan daging). Disamping menghasilkan limbah cair, usaha penyamakan juga menghasilkan limbah padat. Limbah padat yang dihasilkan banyak mengandung serpihan kulit dan daging, bulu, garam, kotoran dll. Limbah cair dan padat pada usaha ini dihasilkan dad berbagai sumber (unit proses) dan setiap sumber yang ada akan menghasilkan limbah dengan karakteristik yang berlainnan. Sumber dan jenis polutan yang ada pada setiap unit proses tersebut dapat dilihat seperti pada diagram alir proses penyamakan kulit di bawah ini :
Diagram alir skematis proses penyamakan kulit
  1. Produk Hasil Dari Penyamakan Kulit
Hasil olahan kulit dalam bentuk non pangan lebih banyak dalam bentuk kulit tersamak (leather) melalui proses penyamakan.  Beberapa jenis produk leather yang kita kenal adalah sebagai berikut :
1.    Kulit sol
Kulit sol biasanya berasal dari kulit tebal yang mempunyai struktur serat yang kuat dan padat. Jenis kulit ini kaku dan sulit dibengkokkan.  Penggunaannya sebagai bahan sol sepatu untuk militer/polisi serta pekerja pabrik. Kulit sol diolah dengan melalui penyamakan nabati.
2.    Kulit raam
Kulit raam adalah jenis kulit vache digunakan untuk menyambung kulit atasan dengan kulit bawahan dan diperdagangkan sebagai lajuran dengan lebar 12-18 mm dan tebal 1,8-2,2 mm.  Warna biasanya disesuaikan dengan warna kulit ternak.
3.    Kulit box
Kata box merupakan contoh dari kulit atasan yang berasal dari kulit sapi melalui penyamakan chrome.  Sifat kulit ini lemas, struktur kuat serta nerf tidak mudah pecah dan lepas.  Banyak digunakan sebagai bahan sepatu kantor atau kerja.
4.    Kulit fahl
Kulit fahl merupakan bahan untuk kulit atasan berasal dari kulit sapi yang disamak nabati dan diberi gemuk tidak berwarna atau berwarna kehitaman.  Sifatnya tahan air, lemas dan kekuatan tariknya tinggi.  Banyak digunakan sebagai bahan sepatu gunung, militer maupun sepatu lapangan.
5.    Kulit tahan air
Kulit ini merupakan kulit atasan melalui proses penyamakan chrome, kombinasi dan nabati.  Kulit diberi gemuk agar tahan terhadap air dan banyak digunakan sebagai bahan pembuatan sepatu berat, laras, sport dan ski.  Kadar gemuknya mencapai 15-21%. 
6.    Kulit nubuk dan velour
Kulit ini berasal dari kulit sapi yang disamak chrome dan pada bagian atas (nerf) digosok sedikit sehingga bila diraba akan terasa seperti beludru.
7.    Kulit chevrau
Kulit ini dibuat dari kulit kambing yang disamak chrome yang digunakan sebagai bahan kulit atasan.  Kulit ini biasa juga disebut kulit glase.


8.    Kulit chevrette
Kulit ini berasal dari domba yang disamak  chrome.  Kekuatannya sedikit berada dibawah kulit chevrau sehingga kebanyakan dibuat untuk jenis sepatu rumah. 

9.    Kulit blank
Kulit ini kebanyakan diolah dengan samak nabati sifatnya elastis  tidak mudah dibengkokkan dan kuat.  Digunakan sebagai bahan untuk sadel, tas, ransel.
10.     Kulit vachet
Kulit ini berbahan mentah kulit sapi dan digunakan sebagai bantal pada kursi dan peralatan-peralatan rumah tangga lainnya.
11.     Kulit mebel
Kulit ini mirip dengan kulit blank namun jumlah gemuk yang diberikan lebih banyak, elastis dan kuat.
12.     Kulit halus
Yang tergolong kulit ini adalah kulit sampul buku dan kulit tas.  Bahan mentahnya berasal dari kulit sapi, kambing dan domba yang disamak nabati
13.     Kulit manchet
Jenis kulit ini banyak dipergunakan untuk peralatan pompa, pipa air, pentil.  Kulit ini berasal dari kulit sapi dan kambing.
14.     Kulit tekstil
Jenis kulit ini digunakan untuk keperluan alat-alat teknik  antara lain bagian-bagian dari alat tenun misalnya  pecker, roda gigi (dapat berjalan tanpa berbunyi). 
15.     Kulit sarung tangan
Jenis kulit harus tipis, lemas dan lentur.  Biasanya putih atau berwarna-warni.  Bahan mentahnya dapat berasal dari kulit kambing, domba rusa dan babi.  Prosesnya melalui penyamakan chrome, kombinasi chrome dengan minyak.
16.     Kulit pakaian
Yang termasuk dalam produk ini adalah barang kulit berupa mantel ataupun jaket. Bahan mentah berasal dari kulit domba, kambing, sapi dan kuda.
17.     Kulit pengisap keringat
Kulit ini biasanya dipasang pada topi.  Prosesnya dengan penyamakan nabati.  Bahan mentahnya berasal dari kulit domba, kambing dan babi.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada penulisan makalah ini dapat dismpulkan bahwa proses pengolahan kulit dapat meningkathan hasil dari produk sampingan ternak yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi bila di proses dengan sangat baik.
Saran
Dibutuhkan solusi yang tepat dalam proses pengolahan hasil limbah dalam pengolahan kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Dedes Amertaningtyas. 2011. Mini review : Pengolahan kerupuk “Rambak” kulit  di Indonesia. Fakultas Brawijaya. Malang. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan 21 (3): 18 – 29

Huda, N, A.A. Putra and R. Ahmad. 2010. Physicochemical an Nutritional Characteristics of Indonesian Buffalo Skin Crackers. International Journal of Meat Science., 1: 36-51.

Irfan, M. 2012. Ilmu dan Teknologi Pengolahan Kulit. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Priyanka K, Shahnaz J and  Kirti K. 2015. A Review on Leather Processing. International Journal of Applied Research 2015; 1(9): 977-982

Raffy, H. 2012. Gantungan Kunci Ceker Ayam. http://ag1992.blogspot.com /2012/10 /gantungan-kunci-ceker-ayam-makalah.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2016.

Sabil S. 2013. Penyamakan Kulit. http://syahrianasabil.blogspot.co.id /2013/04/ penyamakan-kulit_25.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2016.

1 komentar:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover

    BalasHapus